Minggu, 21 September 2014

BOOK REPORT (Introduction to Behavioral Research Methods) chapter 5

BOOK REPORT
(chapter 5)



1.1    Identitas Buku
Judul Buku      : Introduction to Behavioral Research Methods
Pengarang       : Mark R Leary
Penerbit           : Pearson
Tahun              : 2008

1.2    Latar Belakang
Setiap tahun federal antar forum keluarga dan anak mengeluarkan laporan yang menggambarkan hasil penelitian yang berhubungan dengan kejahatan, merokok, penggunaan narkoba, gizi, dan topik lainnya yang relevan dengan kesejahteraan anak-anak dan remaja di Amerika Serikat. Laporan terbaru menunjukkan bahwa banyak siswa SMA Amerika terlibat dalam perilaku yang mungkin memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan mereka. Sebagai contoh, dalam survei nasional melaporkan bahwa 14% dari senior pada sekolah tinggi merokok setiap hari, 23% mengindikasikan bahwa mereka telah mabuk berat dalam dua minggu terakhir, dan 23% mengatakan bahwa mereka telah menggunakan obat-obatan terlarang dalam 30 hari sebelumnya. Persentase untuk remaja yang lebih muda, meskipun lebih rendah, juga menunjukkan tingkat tinggi perilaku berisiko: Data siswa kelas delapan menunjukkan bahwa 4% merokok secara teratur, 11% minum berat, dan 9% telah menggunakan obat-obatan terlarang pada bulan sebelumnya. Di sisi lain, studi juga menunjukkan jumlah orang muda yang menjadi korban kejahatan kekerasan (seperti perampokan, pemerkosaan, penyerangan, dan pembunuhan) telah menurun tajam dalam dekade terakhir.
Hasil penelitian di atas adalah hasil penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan karakteristik atau perilaku dari populasi tertentu secara sistematis dan akurat. Biasanya, penelitian deskriptif tidak dirancang untuk menguji hipotesis melainkan dilakukan untuk memberikan informasi tentang karakteristik sosial, perilaku, ekonomi, atau psikologis fisik dari sekelompok orang. Kelompoknya mungkin sebesar penduduk dunia atau sekecil siswa di sekolah tertentu. Penelitian deskriptif dapat dilakukan untuk memperoleh informasi dasar tentang kelompok kepentingan atau untuk memberikan kepada instansi pemerintah dan kelompok-kelompok pembuatan kebijakan lain data spesifik tentang masalah sosial.
  

BAB II
PEMBAHASAN


          Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan karakteristik atau perilaku dari populasi tertentu secara sistematis dan akurat. Diperkuat dengan pendapat Furchan dalam Basir (2011) bahwa Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dilakukan secara cermat, tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan tidak adanya uji hipotesis. Menurut Leary, penelitian deskriptif tidak dirancang untuk menguji hipotesis tapi diciptakan untuk memberikan informasi tentang karakter fisik, sosial, perilaku, ekonomi, atau psikologi dari beberapa kelompok orang. Pada penelitian deskriptif mungkin dilakukan untuk memperoleh informasi tentang suatu kepentingan atau untuk memberikan data spesifik tentang masalah sosial kepada badan-badan pemerintah dan kelommpok pembuatan kebijakan lain.

2.1         MACAM-MACAM  PENELITIAN DESKRIPTIF
Menurut Masyhuri dan Zainuddin dalam buku Metodologi Penelitian (2008), terdapat berbagai macam-macam penelitian deskriptif, seperti survei, deskriptif, studi kasus, penelitian komparatif, analisis kerja dan aktivitas, dan studi waktu dan gerakan. Namun, Leary dalam bukunya hanya mengungkapkan tiga macam jenis penelitian pada penelitian deskriptif, yaitu survei, penelitian perkembangan, dan penelitian epidemiologi.

1.      Penelitian survey
Penelitian survei merupakan jenis yang paling umum dari penelitian deskriptif. Penelitian ini digunakan dalam hampir setiap bidang ilmu sosial dan perilaku. Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008) banyak sekali masalah dapat diteliti dengan menggunakan metode survey, termasuk bidang produksi, pemasaran, tenaga kerja, komunikasi usahatani, pendidikan dan sebagainya. Tujuan penelitian survei untuk memberikan penjelasan mengenai sikap, pikiran dan perasaan orang/masyarakat. Dalam bidang psikologi, psikolog menggunakan survei untuk menyelidiki tentang sikap, gaya hidup, perilaku dan masalah dalam masyarakat. Sosiolog menggunakan survei untuk belajar prefensi politik dan sistem keluarga. Peneliti politik menggunakan survei untuk mempelajari sikap politik dan untuk memprediksi hasil pemilihan. Peneliti pemerintah melakukan suvei untuk mengetahui masalah sosial. Pembuat iklan melakukan survei untuk mengetahui sikap pembeli dan pola pembelian. Contoh dari penelitian survey dalam bidang pendidikan misalnya penelitian terhadap respon mahasiswa jurusan Pendidikan Dasar terhadap mata kuliah statistika.  
Penelitian survei menggunakan kuesioner dan wawancara untuk mengumpulkan informasi tentang sikap masyarakat, kepercayaan, perasaan, perilaku, dan gaya hidup. Survei banyak dilakukan dengan cara bertemu langsung, seperti ketika seseorang direkrut untuk memberikan laporan pada pusat survei atau pejalan kaki yang diberhentikan di jalan untuk menjawab pertanyaan, tetapi beberapa beberapa diantaranya dilakukan melalui telepon, melalui pesan elektronik (email) atau pada web. Dalam penelitian survei terdapat beberapa disain penelitian, yaitu; cross sectional, Successive independent samples survei design, Longitudinal atau panel survei design, dan Internet survei.

2.      Penelitian demografis (perkembangan)
Penelitian perkembangan berkaitan dengan pola yang menggambarkan peristiwa dan pengalaman dalam kehidupan seperti kelahiran, menikah, bercerai, pekerjaan,  migrasi, dan kematian. Penelitian ini umumnya di lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada seorang respoden. Hal yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan perkembangan sosial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik secara cross-sectional atau logiotudinal.
Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama dan disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari tingkat asosiasinya. Pada model ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu dapat dilakukan dengan hanya sekali pengamatan, Lebih murah di banding dengan penelitian lainnya, serta berguna untuk informasi perencanaan.
Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti menggunakan responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu sekolah, kemudian dicermati secara intensif perkembangannya secara terus menerus atau kontinu dalam jangka waktu tertentu seperti tiga bulan, enam bulan, satu tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi untuk digunakan sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian (Basir: 2011).

3.      Penelitian epidemiologi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Epidemiologi merupakan ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyebarannya. Sama halnya seperti yang dikemukakan Leary bahwa penelitian epidemiologi digunakan untuk mempelajari terhadinya suatu penyakit dalam kelompok orang yang berbeda. Penelitian epidemiologi umumnya dilakukan oleh peneliti medis yang mempelajari pola dari kesehatan dan penyakit. Psikolog juga tertarik pada epidemiologi karena 2 alasan. Pertama, banyak penyakit dan cedera disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup seseorang. Kedua, beberapa penelitian epidemiologi menggambarkan prevalensi dan insiden gangguan psikologis

2.2         SAMPLING
          Sampling adalah proses dimana peneliti memilih sampel dari partisipan untuk mempelajari minat populasi. Dalam penelitian, bermutu atau tidak hasil penelitian akan ditentukan juga oleh penarikan sampel. Sebab apabila sampel yang dipilih salah, maka penelitian dikatakan gagal (Masyhuri dan Zainuddin: 2008). Agar tidak gagal, peneliti harus pandai-pandai memilih metode penarikan sampel setepat mungkin dan dapat memberikan hasil sebaik mungkin. Leary mengemukakan dua sampel yang fokus pada cara-cara dimana peneliti memilih sampel peserta untuk dipelajari.

1.      Probability sample
               Probability sample merupakan sampel yang mungkin didapatkan dalam beberapa cara, yaitu Pengambilan acak sederhana (Simple random sampling), Pengambilan acak berdasarkan lapisan (Stratified random sampling), dan Pengambilan acak berdasar area (Cluster sampling).
               Pengambilan acak sederhana (Simple random sampling) merupakan sebuah metode untuk memilih anggota sampel yang dinotasikan dengan ‘n’ dari anggota populasi yang dinotasikan dengan ‘N’, sehingga anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel, tidak ada deskriminasi terhadap anggota populasi. Menurut Leary, untuk memperoleh simple random sampling, peneliti harus mempunyai kerangka sampel, populasi haruslah homogen, dan populasi tidak terlalu tersebar secara geografis agar memudahkan melakukan penelitian. Kerangka sampel adalah daftar dari populasi dimana sampel akan ditarik kemudian diteliti. Pengambilan sampel harus dengan cara undian sehingga setiap unit mempunyai peluang yang sama. Misalnya setiap unit penelitian dalam daftar kerangka sampling ditulis pada secarik kertas. Kertas-kertas tersebut kemudian dimasukkan kedalam kotak, kemudian dikocok dan sejumlah gulungan kertas tersebut diambil sesuai dengan sejumlah sampel yang direncanakan. Nomor-nomor yang terambil menjadi unit elementer yang terpilih menjadi sampel.
               Pengambilan acak berdasarkan lapisan (Stratified random sampling) merupakan variasi dari sample random sampling. Dalam praktek sering dijumpai populasi yang tidak homogen. Makin heterogen populasi, makin besar perbedaan sifat antara lapisan-lapisan tersebut. Maka jalan satu-satunya yang harus ditempuh adalah melakukan pembagian dalam lapisan-lapisan atau strata yang beragam, dan setiap lapisan dapat diambil sampel secara acak. Dalam menggunakan metode ini berarti semua lapisan (sub populasi) dapat diwakili. Misalnya stratifikasi pada pendapatan pedagang yang kemudian dstatifikasi atas dasar skala usaha, menjadi pedagang usaha kecil, menengah dan usaha besar. Pengambilan sampel sampel ini juga dipakai dalam penelitian misalnya prestasi anak pada dua masyarakat yang berbeda dengan tingkatan sosial ekonomi, keadaan keluarga, dan lingkungan yang berbeda.
               Lain hal dengan Pengambilan acak berdasar area (Cluster sampling), cluster sampling merupakan suatu metode pemilihan suatu sampel dari kelompok yang berbeda (cluster), dari unit-unit yang lebih kecil yang disebut elemen-elemen. Cluster sampling dapat dipilih lewat pengambilan contoh acak atau sistematik dengan suatu awal random. Sama dengan strata pada stratified random sampling, cluster merupakan sub populasi yang secara khas saling mengisi yang bersama-sama meliputi seluruh populasi. Teknik sampling ini paling banyak digunakan, karena cluster sampling mempunyai 2 keuntungan. Pertama, tidak membutuhkan kerangka sampel untuk memulai sampling, hanya daftar kelompok. Kedua, kelompok menampilkan grup yang berdekatan secara geografis. (misalnya murid dalam satu wilayah atau satu sekolah). Sedikit waktu dan usaha yang diperlukan untuk menghubungi para partisipan.

2.      Nonprobability sample
       Sama seperti probability sample, nonprobability sample pun memiliki beberapa sampel, yaitu Convenience sampling (sampel kenyamanan), Quota sampling (sampel kuota), dan Purposive sampling (sampel secara sengaja).
       Pada Convenience sampling (sampel kenyamanan), peneliti menggunakan siapapun yang siap dan tersedia untuk menjadi partisipan. Kita dapat mengambil partisipan dimanapun berada. Selain itu, kita dapat memberhentikan 150 orang yang sedang berbelanja yang kita temui di jalan pusat kota, orang yang sedang menunggu dibandara atau terminal bus, menghubungi pasien dirumah sakit, atau dengan siswa psikologi.
       Quota sampling (sampel kuota) merupakan sampel kenyamanan yang penelitinya mengambil langkah untuk memastikan bahwa beberapa jenis peserta diperoleh dalam proporsi tertentu. Sedangkan, Pada sample purposive (sampel secara sengaja), teknik pengambilan sampelnya dilakukan secara sengaja, peneliti menggunakan penilaian mereka untuk memutuskan partisipan mana yang akan dimasukan kedalam sampel. Peneliti memilih responden yang perwakilan dari populasi. Jadi, sampel diambil tidak secara acak, tapi ditentukkan sendiri oleh peneliti. Namun, pada sampel ini pula penilaian peneliti tidak bisa diandalkan sebagai sesuatu yang dipercaya untuk memilih sampel.

2.4         MENDESKRIPSIKAN DAN MENYAJIKAN DATA
Deskripsi adalah bukanlah tujuan utamanya, peneliti harus selalu memutuskan bagaimana untuk meringkas dan mendeskripsikan datanya dengan penuh makna dan berguna. Namun para peneliti haruslah memperhatikan kriteria desripsi yang baik untuk menjadi deskripsi yang baik, deskripsi dari data harus mencakup 3 kriteria; akurat, ringkas namun padat dan dapat dimengerti. Pertama, data harus diringkas dan dijelaskan secara akurat. Peneliti harus selalu menghadirkan data mereka dengan cara yang akurat mewakili data. Contohnya, statistik dapat meringkas dan menggambarkan data lebih akurat. Kedua, data juga harus diringkas dalam bentuk padat dan bermakna. Peneliti harus selektif pada data yang mereka pilih untuk disajikan dan data yang disajikan adalah data yang paling jelas dan menggambarkan hasil. Terakhir, penjelasan dari data haruslah mudah untuk dimengerti. Terlalu banyak menyajikan tabel, grafik, atau data statistik dapat mengaburkan hasil dan akan membuat bingung. Maka, peneliti hendaknya memilih data yang jelas serta cara yang mudah untuk menjelaskan data. Dalam analisis dekriptif pada umumnya adalah termasuk mengukur tendensi sentral,mengukur variabilitas, mengukur hubungan, mengukur perbandingan dan mengukur posisi suatu skor (Bunaiya: 2012)
Untuk mendeskripsikan data, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi merupakan salah satu bentuk penyajian data. Tabel distribusi frekuensi dibuat agar data yang telah dikumpulkan dalam jumlah yang sangat banyak dapat disajikan dalam bentuk yang jelas dan baik. Dengan kata lain, tabel distribusi frekuensi  dibuat untuk menyederhanakan bentuk dan jumlah data sehingga ketika disajikan kepada para pembaca dapat dengan mudah dipahami atau dinilai. Distribusi frekuensi dibagi menjadi 2 yaitu, Distribusi frekuensi sederhana dan Distribusi frekuensi berkelompok.
Distribusi frekuensi sederhana merupakan salah satu jenis tabel statistik yang di dalmnya disajikan frekuensi dari data angka, dimana angka yang ada tidak dikelompokkan. sedangkan distribusi frekuensi berkelompok merupakan salah satu jenis tabel statistik yang di dalamnya disajikan pencaran frekuensi dari data angka, dimana angka-angka tersebut dikelompokkan (Bunaiya: 2012).
Tindakan selanjutnya setelah membuat tabel distribusi frekuensi adalah mengitung tendensi sentral. Tindakan ini dalam rangka menyampaikan informasi tentang distribusi dengan menyediakan informasi tentang rata-rata atau skor yang paling sering muncul. Ada tiga ukuran tendensi sentral yang sering digunakan, yang masing-masing memberitahu kita sesuatu yang berbeda tentang data, yaitu Mean, Median dan Modus. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, mean disini berarti nilai rata-rata. Median medipakan nilai tengah. Dan modus adalah nilai yang paling sering muncul. Setelah menghitung tendensi sentral, yang dapat membantu kita mengetahui rata-rata atau nilai yang paling sering muncul, selanjutnya kita akan menghitung variabilitas. Karena dalam hal ini peneliti secara khusus meneliti variabilitas perilaku, peneliti harus menggunakan statistik yang dapat menunjukkan jumlah variabilitas dalam data. Dalam menghitung variabilitas termasuk didalamnya menghitung  Standar Deviasi, Varian, Quartil, Desil, Persentil. Menurut Leary, standar deviasi sangatlah berguna. Dengan mengetahui rata-rata dan standar deviasi dari data, kita juga dapat memberitahu bahwa tidak hanya data tersebut bervariasi tetapi juga mereka didistribusikan di berbagai rentang skor. Setelah melalui tahapan yang sebelumnya sudah dijelaskan, tahapan selanjutnya adalah menghitung nilai Z (Z score). Menghitung nilai Z adalah untuk membandingkan posisi seseorang dengan orang lain dalam kelompok masing-masing.
   

BAB III
PENUTUP


3.1       KESIMPULAN
Penelitian deskriptif dirancang untuk menggambarkan karakteristik atau perilaku dari populasi tertentu dengan cara sistematis dan akurat. Ada beberapa macam penelitian dalam peneliatan deskriptif yaitu Penelitian survey, demografis, dan epidemiologi.
Dalam sebuah penelitian, terdapat proses sampling. Dalam proses tersebut ada 2 teknik pengambilan sampel yang bisa dipilih pada penelitian deskriptif, sampel probabilitas dan sampel nonprobabilitas. Pada sampel probabilitas, peneliti dapat menentukan probabilitas bahwa setiap individu dalam populasi akan dimasukkan dalam sampel . Dengan sampel probabilitas, kesalahan estimasi dapat diperkirakan dan memungkinkan para peneliti untuk mengetahui seberapa akurat data sampel mereka menggambarkan populasi. Sedangkan pada sampel nonprobability, seperti sampel kenyamanan, kuota, dan sampel secara sengaja, peneliti tidak memiliki cara untuk menentukan sejauh mana mereka mewakili populasi. Meski begitu, sampel nonprobability digunakan jauh lebih sering dalam penelitian perilaku dari sampel probabilitas

Para peneliti mencoba untuk menggambarkan data mereka dengan cara yang akurat, ringkas, dan mudah dipahami. Maka dari itu, sebuah deskripsi statistik lengkap satu set data yang biasanya melibatkan langkah-langkah dari kedua tendensi sentral (mean, median, modus) dan variabilitas (range, varians, standar deviasi).
  



DAFTAR PUSTAKA


Amelia, W. 2010. Epidemiologi Dan Peranannya Didalam Pemecahan Masalah Kesehatan. (Makalah, Universitas Diponegoro, 2010) Retrieved from http://windaamelia.wordp ress.com /2010/10/15/tugas-makalah-epidemiologi/
Basir, A. 2011. Metode Penelitian Deskriptif. (Makalah, Institut Islam Nahdlatul Ulama Jepara, 2011) Retrieved from http://coretanpenapribadi.blogspot.com/2013/08/makala h-metode-penelitian-deskriptif.html
Bunaiya, A. 2012. Distribusi Frekuensi (Pengertian, Jenis Tabel, Macam-macam Grafik dan Cara Membuat Tabel). Tersedia: http://bunayhartop.blogspot.com/2012/03/distribusi-frekuensi-pengertian-jenis.html.

Leary, M. R. (2008). Indtoduction to Behavioral Research Methods. USA: Pearson.

Masyhuri., Zainuddin. 2008. Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar