BOOK REPORT
(chapter 5)
1.1 Identitas Buku
Judul Buku :
Introduction to Behavioral Research Methods
Pengarang : Mark R Leary
Penerbit : Pearson
Tahun : 2008
1.2 Latar Belakang
Setiap
tahun federal antar forum keluarga dan anak mengeluarkan laporan yang
menggambarkan hasil penelitian yang berhubungan dengan kejahatan, merokok,
penggunaan narkoba, gizi, dan topik lainnya yang relevan dengan kesejahteraan
anak-anak dan remaja di Amerika Serikat. Laporan terbaru menunjukkan bahwa
banyak siswa SMA Amerika terlibat dalam perilaku yang mungkin memiliki
konsekuensi serius bagi kesehatan mereka. Sebagai contoh, dalam survei nasional
melaporkan bahwa 14% dari senior pada sekolah tinggi merokok setiap hari, 23%
mengindikasikan bahwa mereka telah mabuk berat dalam dua minggu terakhir, dan
23% mengatakan bahwa mereka telah menggunakan obat-obatan terlarang dalam 30
hari sebelumnya. Persentase untuk remaja yang lebih muda, meskipun lebih rendah,
juga menunjukkan tingkat tinggi perilaku berisiko: Data siswa kelas delapan
menunjukkan bahwa 4% merokok secara teratur, 11% minum berat, dan 9% telah
menggunakan obat-obatan terlarang pada bulan sebelumnya. Di sisi lain, studi
juga menunjukkan jumlah orang muda yang menjadi korban kejahatan kekerasan
(seperti perampokan, pemerkosaan, penyerangan, dan pembunuhan) telah menurun
tajam dalam dekade terakhir.
Hasil
penelitian di atas adalah hasil penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian
deskriptif adalah untuk menggambarkan karakteristik atau perilaku dari populasi
tertentu secara sistematis dan akurat. Biasanya, penelitian deskriptif tidak dirancang
untuk menguji hipotesis melainkan dilakukan untuk memberikan informasi tentang
karakteristik sosial, perilaku, ekonomi, atau psikologis fisik dari sekelompok
orang. Kelompoknya mungkin sebesar penduduk dunia atau sekecil siswa di sekolah
tertentu. Penelitian deskriptif dapat dilakukan untuk memperoleh informasi
dasar tentang kelompok kepentingan atau untuk memberikan kepada instansi
pemerintah dan kelompok-kelompok pembuatan kebijakan lain data spesifik tentang
masalah sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan karakteristik atau perilaku
dari populasi tertentu secara sistematis dan akurat. Diperkuat dengan pendapat Furchan dalam Basir (2011) bahwa Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan
suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat,
mengutamakan obyektivitas, dilakukan secara cermat, tidak adanya perlakuan yang
diberikan atau dikendalikan, dan tidak adanya uji hipotesis. Menurut Leary, penelitian deskriptif tidak
dirancang untuk menguji hipotesis tapi diciptakan untuk memberikan informasi
tentang karakter fisik, sosial, perilaku, ekonomi, atau psikologi dari beberapa
kelompok orang. Pada penelitian deskriptif mungkin dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang suatu kepentingan atau untuk memberikan data spesifik tentang
masalah sosial kepada badan-badan pemerintah dan kelommpok pembuatan kebijakan
lain.
2.1
MACAM-MACAM
PENELITIAN DESKRIPTIF
Menurut Masyhuri dan Zainuddin dalam buku Metodologi Penelitian
(2008), terdapat berbagai macam-macam penelitian deskriptif, seperti
survei, deskriptif, studi kasus, penelitian komparatif, analisis kerja dan
aktivitas, dan studi waktu dan gerakan. Namun, Leary dalam bukunya hanya
mengungkapkan tiga macam jenis penelitian pada penelitian deskriptif, yaitu survei,
penelitian perkembangan, dan penelitian epidemiologi.
1. Penelitian survey
Penelitian
survei merupakan jenis yang paling umum dari penelitian deskriptif. Penelitian
ini digunakan dalam hampir setiap bidang ilmu sosial dan perilaku. Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008) banyak sekali
masalah dapat diteliti dengan menggunakan metode survey, termasuk bidang
produksi, pemasaran, tenaga kerja, komunikasi usahatani, pendidikan dan
sebagainya. Tujuan penelitian survei untuk memberikan penjelasan mengenai
sikap, pikiran dan perasaan orang/masyarakat. Dalam bidang psikologi, psikolog
menggunakan survei untuk menyelidiki tentang sikap, gaya hidup, perilaku dan
masalah dalam masyarakat. Sosiolog menggunakan survei untuk belajar prefensi
politik dan sistem keluarga. Peneliti politik menggunakan survei untuk
mempelajari sikap politik dan untuk memprediksi hasil pemilihan. Peneliti
pemerintah melakukan suvei untuk mengetahui masalah sosial. Pembuat iklan melakukan
survei untuk mengetahui sikap pembeli dan pola pembelian. Contoh dari
penelitian survey dalam bidang pendidikan misalnya penelitian terhadap respon
mahasiswa jurusan Pendidikan Dasar terhadap mata kuliah statistika.
Penelitian
survei menggunakan kuesioner dan wawancara untuk mengumpulkan informasi tentang
sikap masyarakat, kepercayaan, perasaan, perilaku, dan gaya hidup. Survei
banyak dilakukan dengan cara bertemu langsung, seperti ketika seseorang
direkrut untuk memberikan laporan pada pusat survei atau pejalan kaki yang
diberhentikan di jalan untuk menjawab pertanyaan, tetapi beberapa beberapa
diantaranya dilakukan melalui telepon, melalui pesan elektronik (email) atau
pada web. Dalam penelitian survei terdapat beberapa disain penelitian, yaitu; cross
sectional, Successive independent
samples survei design, Longitudinal
atau panel survei design, dan Internet survei.
2. Penelitian demografis (perkembangan)
Penelitian
perkembangan berkaitan dengan pola yang menggambarkan peristiwa dan pengalaman
dalam kehidupan seperti kelahiran, menikah, bercerai, pekerjaan, migrasi, dan kematian. Penelitian
ini umumnya di lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu,
bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada seorang
respoden. Hal yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya:
intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan perkembangan sosial
anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik secara cross-sectional atau
logiotudinal.
Jika penelitian dilakukan dengan model
cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama dan disimultan menggunakan
berbagi tingkatan variabel untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari
masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari
tingkat asosiasinya. Pada model ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu dapat dilakukan dengan hanya sekali pengamatan, Lebih murah di banding dengan penelitian lainnya, serta
berguna untuk informasi perencanaan.
Dalam penelitian perkembangan model longitudinal,
peneliti menggunakan responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas
satu sekolah, kemudian dicermati secara intensif perkembangannya secara terus
menerus atau kontinu dalam jangka waktu tertentu seperti tiga bulan, enam
bulan, satu tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi untuk digunakan
sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian (Basir:
2011).
3. Penelitian epidemiologi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Epidemiologi
merupakan ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyebarannya. Sama halnya seperti yang
dikemukakan Leary bahwa penelitian epidemiologi digunakan untuk mempelajari terhadinya suatu
penyakit dalam kelompok orang yang berbeda. Penelitian epidemiologi umumnya
dilakukan oleh peneliti medis yang mempelajari pola dari kesehatan dan
penyakit. Psikolog juga tertarik pada epidemiologi karena 2 alasan. Pertama,
banyak penyakit dan cedera disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup seseorang.
Kedua, beberapa penelitian epidemiologi menggambarkan prevalensi dan insiden
gangguan psikologis
2.2
SAMPLING
Sampling
adalah proses dimana peneliti memilih sampel dari partisipan untuk mempelajari
minat populasi. Dalam penelitian, bermutu atau tidak hasil penelitian akan
ditentukan juga oleh penarikan sampel. Sebab apabila sampel yang dipilih salah,
maka penelitian dikatakan gagal (Masyhuri dan
Zainuddin: 2008). Agar tidak gagal, peneliti harus pandai-pandai memilih
metode penarikan sampel setepat mungkin dan dapat memberikan hasil sebaik
mungkin. Leary mengemukakan dua sampel yang fokus pada cara-cara dimana
peneliti memilih sampel peserta untuk dipelajari.
1.
Probability sample
Probability sample merupakan
sampel yang mungkin didapatkan dalam beberapa cara, yaitu Pengambilan acak
sederhana (Simple random sampling), Pengambilan acak berdasarkan lapisan
(Stratified random sampling), dan Pengambilan acak berdasar area (Cluster
sampling).
Pengambilan acak sederhana
(Simple random sampling) merupakan sebuah metode untuk memilih anggota sampel
yang dinotasikan dengan ‘n’ dari anggota populasi yang dinotasikan dengan ‘N’,
sehingga anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota
sampel, tidak ada deskriminasi terhadap anggota populasi. Menurut Leary, untuk
memperoleh simple random sampling, peneliti harus mempunyai kerangka sampel,
populasi haruslah homogen, dan populasi tidak terlalu tersebar secara geografis
agar memudahkan melakukan penelitian. Kerangka sampel adalah daftar dari
populasi dimana sampel akan ditarik kemudian diteliti. Pengambilan sampel harus
dengan cara undian sehingga setiap unit mempunyai peluang yang sama. Misalnya
setiap unit penelitian dalam daftar kerangka sampling ditulis pada secarik
kertas. Kertas-kertas tersebut kemudian dimasukkan kedalam kotak, kemudian
dikocok dan sejumlah gulungan kertas tersebut diambil sesuai dengan sejumlah
sampel yang direncanakan. Nomor-nomor yang terambil menjadi unit elementer yang
terpilih menjadi sampel.
Pengambilan acak berdasarkan
lapisan (Stratified random sampling) merupakan variasi dari sample random
sampling. Dalam praktek sering dijumpai populasi yang tidak homogen. Makin
heterogen populasi, makin besar perbedaan sifat antara lapisan-lapisan
tersebut. Maka jalan satu-satunya yang harus ditempuh adalah melakukan
pembagian dalam lapisan-lapisan atau strata yang beragam, dan setiap lapisan
dapat diambil sampel secara acak. Dalam menggunakan metode ini berarti semua
lapisan (sub populasi) dapat diwakili. Misalnya stratifikasi pada pendapatan
pedagang yang kemudian dstatifikasi atas dasar skala usaha, menjadi pedagang
usaha kecil, menengah dan usaha besar. Pengambilan sampel sampel ini juga
dipakai dalam penelitian misalnya prestasi anak pada dua masyarakat yang
berbeda dengan tingkatan sosial ekonomi, keadaan keluarga, dan lingkungan yang
berbeda.
Lain hal dengan Pengambilan acak
berdasar area (Cluster sampling), cluster sampling merupakan suatu metode
pemilihan suatu sampel dari kelompok yang berbeda (cluster), dari unit-unit
yang lebih kecil yang disebut elemen-elemen. Cluster sampling dapat dipilih
lewat pengambilan contoh acak atau sistematik dengan suatu awal random. Sama
dengan strata pada stratified random sampling, cluster merupakan sub populasi
yang secara khas saling mengisi yang bersama-sama meliputi seluruh populasi. Teknik
sampling ini paling banyak digunakan, karena cluster sampling mempunyai 2
keuntungan. Pertama, tidak membutuhkan kerangka sampel untuk memulai sampling,
hanya daftar kelompok. Kedua, kelompok menampilkan grup yang berdekatan secara
geografis. (misalnya murid dalam satu wilayah atau satu sekolah). Sedikit waktu
dan usaha yang diperlukan untuk menghubungi para partisipan.
2.
Nonprobability sample
Sama seperti probability sample, nonprobability
sample pun memiliki beberapa sampel, yaitu Convenience sampling (sampel
kenyamanan), Quota sampling (sampel kuota), dan Purposive sampling (sampel
secara sengaja).
Pada Convenience sampling (sampel
kenyamanan), peneliti menggunakan siapapun yang siap dan tersedia untuk menjadi
partisipan. Kita dapat mengambil partisipan dimanapun berada. Selain itu, kita
dapat memberhentikan 150 orang yang sedang berbelanja yang kita temui di jalan
pusat kota, orang yang sedang menunggu dibandara atau terminal bus, menghubungi
pasien dirumah sakit, atau dengan siswa psikologi.
Quota sampling (sampel kuota) merupakan sampel kenyamanan yang penelitinya mengambil
langkah untuk memastikan bahwa beberapa jenis peserta diperoleh dalam proporsi
tertentu. Sedangkan, Pada sample purposive (sampel secara sengaja), teknik
pengambilan sampelnya dilakukan secara sengaja, peneliti menggunakan penilaian
mereka untuk memutuskan partisipan mana yang akan dimasukan kedalam sampel.
Peneliti memilih responden yang perwakilan dari populasi. Jadi, sampel diambil
tidak secara acak, tapi ditentukkan sendiri oleh peneliti. Namun, pada sampel
ini pula penilaian peneliti tidak bisa diandalkan sebagai sesuatu yang
dipercaya untuk memilih sampel.
2.4
MENDESKRIPSIKAN DAN MENYAJIKAN DATA
Deskripsi adalah
bukanlah tujuan utamanya, peneliti harus selalu memutuskan bagaimana untuk
meringkas dan mendeskripsikan datanya dengan penuh makna dan berguna. Namun
para peneliti haruslah memperhatikan kriteria desripsi yang baik untuk menjadi
deskripsi yang baik, deskripsi dari data harus mencakup 3 kriteria; akurat,
ringkas namun padat dan dapat dimengerti. Pertama, data harus diringkas dan
dijelaskan secara akurat. Peneliti harus selalu menghadirkan data mereka dengan
cara yang akurat mewakili data. Contohnya, statistik dapat meringkas dan
menggambarkan data lebih akurat. Kedua, data juga harus diringkas dalam bentuk
padat dan bermakna. Peneliti harus selektif pada data yang mereka pilih untuk
disajikan dan data yang disajikan adalah data yang paling jelas dan
menggambarkan hasil. Terakhir, penjelasan dari data haruslah mudah untuk
dimengerti. Terlalu banyak menyajikan tabel, grafik, atau data statistik dapat
mengaburkan hasil dan akan membuat bingung. Maka, peneliti hendaknya memilih
data yang jelas serta cara yang mudah untuk menjelaskan data. Dalam analisis dekriptif pada umumnya adalah termasuk
mengukur tendensi sentral,mengukur variabilitas, mengukur hubungan, mengukur
perbandingan dan mengukur posisi suatu skor (Bunaiya: 2012)
Untuk
mendeskripsikan data, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel distribusi
frekuensi. Distribusi frekuensi merupakan salah
satu bentuk penyajian data. Tabel distribusi frekuensi dibuat agar data yang
telah dikumpulkan dalam jumlah yang sangat banyak dapat disajikan dalam bentuk
yang jelas dan baik. Dengan kata lain, tabel distribusi frekuensi dibuat
untuk menyederhanakan bentuk dan jumlah data sehingga ketika disajikan kepada
para pembaca dapat dengan mudah dipahami atau dinilai. Distribusi frekuensi
dibagi menjadi 2 yaitu, Distribusi frekuensi sederhana dan Distribusi
frekuensi berkelompok.
Distribusi
frekuensi sederhana merupakan salah satu jenis
tabel statistik yang di dalmnya disajikan frekuensi dari data angka, dimana
angka yang ada tidak dikelompokkan. sedangkan distribusi frekuensi
berkelompok merupakan salah satu jenis tabel
statistik yang di dalamnya disajikan pencaran frekuensi dari data angka, dimana
angka-angka tersebut dikelompokkan (Bunaiya: 2012).
Tindakan selanjutnya setelah membuat tabel distribusi frekuensi adalah
mengitung tendensi sentral. Tindakan ini dalam rangka menyampaikan informasi
tentang distribusi dengan menyediakan informasi tentang rata-rata atau skor
yang paling sering muncul. Ada tiga ukuran tendensi sentral yang sering
digunakan, yang masing-masing memberitahu kita sesuatu yang berbeda tentang
data, yaitu Mean, Median dan Modus. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya, mean disini berarti nilai rata-rata. Median medipakan nilai tengah.
Dan modus adalah nilai yang paling sering muncul. Setelah menghitung tendensi sentral, yang
dapat membantu kita mengetahui rata-rata atau nilai yang paling sering muncul,
selanjutnya kita akan menghitung variabilitas. Karena dalam hal ini peneliti
secara khusus meneliti variabilitas perilaku, peneliti harus menggunakan
statistik yang dapat menunjukkan jumlah variabilitas dalam data. Dalam
menghitung variabilitas termasuk didalamnya menghitung Standar
Deviasi, Varian, Quartil, Desil, Persentil. Menurut Leary, standar deviasi sangatlah berguna. Dengan mengetahui rata-rata dan
standar deviasi dari data, kita juga dapat memberitahu bahwa tidak hanya data
tersebut bervariasi tetapi juga mereka didistribusikan di berbagai rentang skor.
Setelah melalui tahapan yang sebelumnya sudah dijelaskan, tahapan selanjutnya
adalah menghitung nilai Z (Z score). Menghitung nilai Z adalah untuk
membandingkan posisi seseorang dengan orang lain dalam kelompok masing-masing.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penelitian
deskriptif dirancang untuk menggambarkan karakteristik atau perilaku dari
populasi tertentu dengan cara sistematis dan akurat. Ada beberapa macam
penelitian dalam peneliatan deskriptif yaitu Penelitian survey, demografis, dan
epidemiologi.
Dalam sebuah
penelitian, terdapat proses sampling. Dalam proses tersebut ada 2 teknik
pengambilan sampel yang bisa dipilih pada penelitian deskriptif, sampel
probabilitas dan sampel nonprobabilitas. Pada sampel probabilitas, peneliti
dapat menentukan probabilitas bahwa setiap individu dalam populasi akan
dimasukkan dalam sampel . Dengan sampel probabilitas, kesalahan estimasi dapat
diperkirakan dan memungkinkan para peneliti untuk mengetahui seberapa akurat
data sampel mereka menggambarkan populasi. Sedangkan pada sampel nonprobability,
seperti sampel kenyamanan, kuota, dan sampel secara sengaja, peneliti tidak
memiliki cara untuk menentukan sejauh mana mereka mewakili populasi. Meski
begitu, sampel nonprobability digunakan jauh lebih sering dalam penelitian perilaku
dari sampel probabilitas
Para peneliti
mencoba untuk menggambarkan data mereka dengan cara yang akurat, ringkas, dan
mudah dipahami. Maka dari itu, sebuah deskripsi statistik lengkap satu set data
yang biasanya melibatkan langkah-langkah dari kedua tendensi sentral (mean,
median, modus) dan variabilitas (range, varians, standar deviasi).
DAFTAR PUSTAKA
Amelia,
W. 2010. Epidemiologi Dan Peranannya Didalam Pemecahan Masalah Kesehatan.
(Makalah, Universitas Diponegoro, 2010) Retrieved from http://windaamelia.wordp
ress.com /2010/10/15/tugas-makalah-epidemiologi/
Basir, A.
2011. Metode Penelitian Deskriptif. (Makalah, Institut Islam Nahdlatul
Ulama Jepara, 2011) Retrieved from http://coretanpenapribadi.blogspot.com/2013/08/makala
h-metode-penelitian-deskriptif.html
Bunaiya,
A. 2012. Distribusi Frekuensi
(Pengertian, Jenis Tabel, Macam-macam Grafik dan Cara Membuat Tabel). Tersedia:
http://bunayhartop.blogspot.com/2012/03/distribusi-frekuensi-pengertian-jenis.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar