Minggu, 21 September 2014

APRESIASI SASTRA ANAK SEKOLAH DASAR (Definisi, Manfaat dan Jenis-Jenis Sastra Anak)



1.      Definisi sastra anak
            Endraswara dalam Mursini (2013) menyatakan bahwa sastra anak pada dasarnya merupakan ”wajah sastra” yang fokus utamanya demi perkembangan anak. Didalamnya, mencerminkan liku-liku kehidupan yang dapat dipahami oleh anak, melukiskan perasaan anak, dan menggambarkan pemikiran-pemikiran anak. Lebih lanjut Endaswara mengemukakan, sastra anak hendaknya memiliki nilai-nilai tertentu yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan anak. Yang membedakan sastra anak dengan sastra yang lain adalah muatannya. Sastra anak tentu saja perlu memuat rasa kesenangan, kegembiraan, kenikmatan, cita-cita, dan petualangan anak.
            Sastra anak-anak dalam Halik (2011) dijabarkan dalam beberapa pengertian dari beberapa ahli. Menurut Halik, sastra anak merupakan karya yang dari segi bahasa memiliki nilai estetis dan dari segi isi mengandung nilai-nilai yang dapat memperkaya pengalaman ruhani bagi kalangan anak-anak. Sedangkan menurut Pramuki dalam Halik (2011) sastra anak-anak adalah karya sastra (prosa, puisi, drama) yang isinya mengenai anak-anak; sesuai kehidupan, kesenangan, sifat-sifat, dan perkembangan anak-anak. Lain hal dengan Solchan dkk dalam Halik (2011) yang membagi pengertian sastra anak-anak atas dua bagian, yakni sebagai berikut.
1)      sastra anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya remaja atau dewasa yangisi dan bahasanya mencerminkan corak kehidupan dan kepribadian anak.
2)      sastra anak anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya masih tergolong anak-anak yang isi dan bahasanya mencerminkan corak kehidupan dan kepribadian anak. Dengan demikian, sastra anak-anak dapat dikatakan bahwa suatu karya sastra yang bahasa dan isinya sesuai perkembangan usia dan kehidupan anak, baik ditulis oleh pengarang yang sudah dewasa, remaja atau oleh anak-anak itu sendiri. Karya sastra yang dimaksud bukan hanya yang berbentuk puisi dan prosa, melainkan juga bentuk drama.

2.      Manfaat sastra anak dalam berbagai perspektif, mencakup:
a)      Perspektif kognitif
Sastra anak yang ada kaitannya dengan pembentukan kecerdasan berpikir anak, membuat anak mampu menghadapi persoalan hidupnya dengan pikiran yang matang (Mursini, 2013).

b)      Perspektif imajinasi
Lewat sastra, anak berkesempatan untuk berfantasi mengarungi dunianya. Biarkan dan beri kesempatan anak-anak itu berkembang dan mengembangkan fantasinya (Saxby dan Winch dalam Mursini, 2013). Selain itu, sastra dapat membantu anak untuk mengembangkan imajinasi. Imajinasi yang dimaksud adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan) atau menciptakan sesuatu (gambar, karangan,dan sejenisnya) berdasarkan kenyataan atau pengalaman sesorang (Huck dalam Halik, 2011).

c)      Perspektif sosial
Melalui karya sastra, misalnya cerita, anak dapat memperoleh, memperlajari, dan menyikapi berbagai persoalan hidup dan kehidupan, manusia dan kemanusiaan. Berbagai cerita menawarkan dan mendialogkan kehidupan dengan cara-cara yang menarik dan konkret. Melalui cerita juga, anak memperoleh berbagai informasi yang diperlukan dalam kehidupan.  Kehidupan yang menggambarkan dan menjelaskan bagaimana hubungan dengan orang tua, teman sepermainan, dengan saudara atau masyarakat dengan berbagai peran dan fungsinya (Mursini, 2013).

d)     Perspektif moral
Mampu dipergunakan sebagai media untuk menanam, memupuk, mengembangkan, dan bahkan melestarikan nilai-nilai yang diyakini baik dan berlaku pada lingkungan keluarga, masyrakat, dan bangsa. Karena adanya pewarisan nilai-nilai itulah eksistensi suatu masyarakat dan bangsa dapat dipertahankan. Selain itu, sastra anak mempunyai andil yang tidak kecil dalam usaha pembentukan dan perkembangan kepribadian anak. Jika dimanfaatkan secara benar dan dilakukan dengan strategi yang benar pula, sastra diyakini mampu berperan dalam pengembangan manusia yang seutuhnya dengan cara yang menyenangkan (Mursini, 2013).

e)      Perspektif psikomotor
Dengan adanya sastra, anak dapat meningkatkan keterampilan berbahasa. Kaitannya dengan apresiasi sastra yang dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan karya sastra dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan berbahasa.

f)       Perspektif kurikulum 2013
              Karya sastra memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang. Dengan bekal apresiasi sastra yang memadai, para keluaran pendidikan diharapkan mampu bersaing pada era global dengan sikap arif, matang, dan dewasa (Tuhusetya, 2011).

3.      Bentuk atau macam-macam sastra untuk anak-anak
Sastra anak-anak (kompas, 2005) membagi sastra anak-anak ke dalam beberapa jenis, yakni: fiksi, nonfiksi, puisi, sastra tradisonal, dan komik. Pembagian tersebut sejalan dengan Framuki (2000) bahwa sastra anak-anak yang bersifat imajinatif dapat dibagi atas tiga macam yakni puisi, prosa, dan drama. Berdasarkan pendapat tersebut sastra anak-anak dapat dibagi atas tiga macam sebagai berikut
1)      Puisi
Puisi sebagai suatu karya sastra seni terdiri atas berbagai ragam. Waluyo dalam Halik (2011) mengklasifikasi puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan, terbagi atas: puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif, yakni sebagai berikut.
·         Puisi Naratif
Puisi naratif adalah puisi isinya berupa cerita. Penyair menyampaikan gagasanya dalam bentuk puisi dengan cara naratif yang di dalamnya tergambar ada pelaku yang berkisah.
·         Puisi Lirik
Puisi Lirik adalah puisi yang mengungkapkan gagasan pribadinya dengan cara tidak bercerita. Puisi lirik dapat berupa pengungkapan pujaan terhadap seseorang.
·         Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif adalah puisi penyair yang mengungkapkan gagasannya dengan cara melukiskan sesuatu untuk mengungkapkan kesan, peristiwa, pengalaman menarik yang pernah dialaminya.

2)      Prosa
Surana dalam Halik (2011) mengemukakan pengertian prosa sebagai  berikut. Bentuk karangan sastra dengan bahasa biasa, bukan puisi, terdiri atas kalimat-kalimat yang jelas pula runtutan pemikirannya, biasanya ditulis satu kalimat setelah yang lain, dalam kelompok-kelompok yang merupakan alinea-alinea. Jadi dapat dikatakan bahwa prosa fiksi anak-anak adalah karya sastra yang tidak dibuat atas ragkaian bait demi bait tetapi dibuat atas rangkaian paragraf demi paragraf dengan merangkaikan unsur-unsur seperti tempat, waktu, suasana, kejadian, alur pristiwa, pelaku berdasarkan tema cerita tertentu yang diperoleh secara imajinatif.

3)      Drama
Drama menurut Surana dalam Halik (2011) adalah karangan prosa atau puisi berupa dialog dan keterangan laku untuk dipertunjukkan di atas pentas. Seiring dengan pendapat dari Hermawan dalam Halik (2011) mengenai drama, yaitu drama merupakan cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action di hadapan penonton.



DAFTAR PUSTAKA

Halik, A. 2011. Pengertian, Tingkatan, dan Manfaat Apresiasi Sastra Anak-Anak. Tersedia: http://pjjpgsd.dikti.go.id/mod/resource/view.php?id=26&subdir=/Mata%20Kuliah%20Awal/Kajian%20Bahasa%20Indonesia%20SD/BAC

Mursini. 2013. Perkembangan Kepribadian Anak-Anak Lewat Sastra. Tersedia: http://digilib.unimed.ac.id/public/unimed-article-23373-mursini

Tuhusetya, S. 2011. Pengajaran Sastra, Kurikulum, dan Kompetensi Guru Bahasa. Tersedia: http://sawali.info/2011/04/12/pengajaran-sastra-kurikulum-dan-kompetensi-guru-bahasa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar